WELCOME MY BLOGS !!

Jumat, 22 Oktober 2010

Televisi


Meskipun televisi niaga dapat di anggap merupakan pendatang baru di bidang komunikasi, awal siarannya telah di rintis bertahun-tahun sebelumnya. Sebenarnya, suatu jenis sistem televisi primitif telah di rancang oleh seorang pencipta dari AS bernama C.R. Carey, pada awal tahun 1875. Dalam sistem Carey, cahaya yang di pantulkan dari sebuah benda atau pemandangan akan lewat melalui sebuah lensa kaca, seperti dalam suatu kamera foto biasa. Cahaya itu akan jatuh pada sel  listrik yang peka cahaya, yang ,membentuknya menjadi sejenis mosaik. Setiap sel di dalam mosaik itu akan melewatkan arus listrik yang seimbang dengan jumlah cahaya yang jatuh di atasnya. Sebuah kawat akan menghubungkan setiap sel ke sebuah lampu listrik di suatu tepi atau mosaik lampu- lampu, yang bersesuaian dengan mosaik sel-sel peka cahaya itu.
Beberapa lampu akan menyala cerah karena cahaya kuat telah jatuh di atas sel-sel peka cahaya yang di hubungkan dengan lampuk- lampu itu. Lampu-lampu lain akan menyala suram atau sama sekali tidak menyala karena cahaya yang jatuh di atas sel-sel foto yang bersesuaian adalah lemah sekali. Batas kasar antara terang dan gelap dalam pemandangan asli akan di reproduksi pada suatu jarak terhadap sel foto sebagai akibat dari penyalaan lampu listrik secara selektif. Keturunan sistem ini hingga sekarang masih di gunakan. Anda akan melihatnya dalam praktik pemakaiannya jika anda pernah mengamati deretan kata-kata siaran berita yang berderet melalui suatu mosaik lampu listik di luar gedung surat kabar.
Tentu saja, sistem televisi kasar Carey berbeda jauh dari sistem televisi yang di gunakan sekarang. Namun, penting untuk di catat bahwa, dalam sistem Carey, (1) gambar sebuah adegan di pecah-pecah menjadi keping-keping kecil; (2) keping-keping gambar itu secara terpisah di pancarkan; dan (3) bagian-bagian dari seluruh gambar di rakit kembali pada saat penerimaan. Sistem televisi sekarang juga di dasarkan atas proses (1) pemecahan gambar asli menjadi keping-keping kecil; (2) pemancaran keping-keping itu; dan (3) penyusunan kembali keping gambar itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar